Mahajitu, juga dikenal sebagai “Majelis Besar”, adalah ritual tradisional yang telah dipraktikkan selama berabad-abad oleh masyarakat adat di sebuah desa kecil di pegunungan Asia Tenggara. Asal muasal Mahajitu diselimuti misteri, beberapa orang percaya bahwa itu berasal dari zaman kuno ketika desa tersebut pertama kali dihuni oleh nenek moyang penduduk saat ini.
Ritual ini dilakukan setahun sekali, pada musim panen, dan dianggap sebagai upacara sakral yang menghormati roh tanah dan leluhur yang telah meninggal. Penduduk desa percaya bahwa dengan melakukan Mahajitu, mereka dapat menjamin panen melimpah dan kemakmuran di tahun mendatang.
Upacara dimulai saat fajar, dengan penduduk desa berkumpul di alun-alun desa untuk menampilkan serangkaian tarian dan nyanyian yang rumit. Para peserta mengenakan kostum rumit yang terbuat dari bulu, manik-manik, dan kulit binatang, dan tubuh mereka dihiasi dengan tato dan cat tubuh yang rumit. Musik drum dan seruling memenuhi udara, menciptakan suasana yang menghipnotis dan dunia lain.
Saat matahari terbit semakin tinggi di langit, fokus upacara beralih ke ritual pengorbanan hewan suci. Hewan tersebut, biasanya kambing atau babi, dipilih karena kemurniannya dan diyakini melambangkan semangat tanah. Penduduk desa percaya bahwa dengan mempersembahkan hewan tersebut kepada roh, mereka dapat menjamin keberhasilan panen dan kesinambungan kemakmuran desa.
Setelah pengorbanan, penduduk desa mengambil bagian dalam pesta makanan dan minuman tradisional, merayakan keberhasilan upacara dan mengucapkan terima kasih kepada roh atas berkah mereka. Sisa hari dihabiskan dengan bersuka ria dan bergembira, dengan permainan dan pertunjukan tradisional diadakan untuk menghibur para peserta.
Meskipun lokasi desanya terpencil dan upacaranya bersifat rahasia, Mahajitu baru-baru ini mendapat perhatian dari orang luar yang terpesona dengan tradisi kuno dan praktik mistiknya. Para antropolog dan sejarawan telah melakukan perjalanan ke desa tersebut untuk mempelajari ritual tersebut dan maknanya, dengan harapan dapat mengungkap misteri tradisi yang telah lama dihormati ini.
Bagi warga desa, Mahajitu bukan sekadar upacara, melainkan cara hidup yang menghubungkan mereka dengan leluhur dan alam sekitar. Ini adalah pengingat akan asal usul mereka dan perayaan budaya dan warisan mereka. Ketika dunia modern melanggar cara hidup tradisional mereka, penduduk desa bertekad untuk melestarikan Mahajitu untuk generasi mendatang, memastikan bahwa ritual kuno ini akan terus diwariskan selama berabad-abad yang akan datang.
